Jumat, 27 Desember 2013

KESATRIA BUNDAR


Pagi ini nampak berbeda dari biasaanya, karena suasana yang ramai penuh dengan riuh suara anak- anak sedang bermain. Ketika dilihat ternyata mereka sedang bermain kelereng. Nah mendadak saya teringat masa- masa kecil saya dulu yang gemar  bermain kelereng. Nah kali ini saya akan mencoba membahas terkait permainan kelereng dan pelajaran kehidupan yang bisa kita ambil di dalamnya. Dan para pemainnya saya katakan sebagai kesatria bundar. Kenapa demikian ? mari kita simak..
Permainan kelereng atau saya lebih akrab dengan ngadu kaleci ( sebutan dalam bahasa sunda)adalah salah satu permainan tradisioanal yang saya sendiri sudah jarang melihat permainan ini dimainkan oleh anak- anak,terutama di kota- kota besar. Syukurlah anak- anak di desa ini masih gemar memainkannya. Mungkin setiap daerah memiliki istilah masing- masing dalam permainannya, nah saya akan menceritakan yang ada didaerah saya ya, saya akan lebih sering sebut dengan ngadu kaleci ya.
Ngadu kaleci ada beberapa tipe permainan, nah ada yang pake lingkaran atau kotak, untuk menyimpan kaleci yang akan jadi acuan permainan, permainan ini bisa dimainkan oleh banyak orang dan tanpa kenal usia,yang penting bisa nyentang kaleci ( Bahasa indonesianya apa ya? Yang jelas Gerakan tangan seperti mau nyentil telinga ).
Istilah – istilah yang sering digunakan :
1     1. Kojo : kelereng andalan
2  2. Pot : Kelereng masuk dalam kotak/bundar tempat kelereng patungan, yang berarti pemain game over.

    3. Oles : kelereng menyentuh sedikit kelereng lain dan ada hak istimewa. Jika kena pada kelereng pada kotak, maka pemain berhak mendapat giliran lagi.
4   4. Dur : Istilah ketika kelereng kena orang dan harus dipindahkan
5. Blep : Ketika kelereng tepat sasaran pada tujuan,baik pada kelreng lawan atau kelreng patungan.
6  6. Stik : posisi kelereng yang tidak lebih dari satu jengkal terhadap pemain lawan
7. Epek : adalah gabungan dari oles dan stik, dimana pemain bisa menjangakau tempat lebih jauh atau menuju kelreng lawan dan dapat giliran lagi. Nah ini biasanay yang paling mematikan.
8  8.Muntah : pemain yang sudah memiliki kelereng dalam kotak dan memiliki hak bisa mematikan lawan dengan menyentuhkan kelerengnya dengan kelereng lawan.
Nah saya akan mencoba mengambil sedikit pelajaran dari permianan ngadu kaleci
Pelajaran 1. Musyawarah mufakat, Untuk memulai permainan biasanya di awali dengan kesepakatan antar permain berapa jumlah kelereng yang akan di kumpulkan, yang akan jadi hadiah untuk sang Pemenang. Hal ini mempertimbangkan yang memiliki sedikit kelereng dan yang punya banyak harus menekan egonya supaya permainan bisa dimulai.
Pelajaran 2. Berlaku adil , Adil disini karena setiap peraturan permainan memang berlaku unutk semua tak padang usia. Saya ambil contoh kecil dalam permainan, rekan-rekan tahu istilah “DUR”, Ketika pemain nyentang kelereng dan kena badan pemain lain maka sang pencentang berkata “ DUR” maka orang yang terkena kelreng harus memindahkan kelereng tersebut dari tempatnya karena seharusnya kelereng itu bisa berhenti lebih jauh. Dan orang yang memindahkan pun harus rasional, harus adil dan bijaksana karena tidak elok ketika malah dipindahkan kedekat lawan yang bisa mematikan permainannya.
Pelajaran 3. Budaya antri dan Sopan , Dalam permianan ini setiap orang mendapatkan giliran untuk menyentang, jadi harus antri gitu. Biasanya di awali dengan pemain yang posisi kelerengnya paling jauh saat melempar(awal permainan), atau pemain yang mendapat hak istimewa karena oles terhadap kelereng dalam kotak atau memang dapat kelereng saat melempar. Nah dalam permaian ini juga kita di tuntut untuk sopan dan beretika. Ketika permainan berlangsung dan saat kita mau nyentang kelereng. Biasaany pemain mengatakan “ saha euuuun...?” dengan nada yang cukup panjang. Yang artiny bertanya “ giliran siapaaaaa? “ .  menurut saya ini adalah sebuh permintaan ijin untuk melakukan giliran, karena jangan sampai ada giliran orang lain yang terpotong. Sehingga dengan mengatakan “ saha euuun ?” ini memberikan tanda kesopanan dan beretika. Ya seperti kata orang ,orang sunda mah ramh-ramah *hhhe
Pelajaran 4. Lapang dada / Legowo . Pemain memang dituntut untuk lapang dada, misalnya  saat kalah dalam pertandingan dan harus rela membrikan muntah yang telah didapatkan.
itu mungkin sedikit pelajaran yang bisa kita ambil dalam permainan. Menjadi pribadi yang pantang menyerah,berdaya juang,  taat pada perturan, megedepankan musywarah mufakat,  lapang dada , berlaku adil dan bijaksana, serta memiliki etika dan sopan santun yang baik.  Saya rasa mereka bisa benar- benar menjadi KESTARIA BUNDAR.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar