Pagi ini nampak berbeda dari biasaanya, karena suasana yang ramai penuh dengan riuh suara anak- anak sedang bermain. Ketika dilihat ternyata mereka sedang bermain kelereng. Nah mendadak saya teringat masa- masa kecil saya dulu yang gemar bermain kelereng. Nah kali ini saya akan mencoba membahas terkait permainan kelereng dan pelajaran kehidupan yang bisa kita ambil di dalamnya. Dan para pemainnya saya katakan sebagai kesatria bundar. Kenapa demikian ? mari kita simak..
Permainan kelereng atau saya
lebih akrab dengan ngadu kaleci ( sebutan dalam bahasa sunda)adalah salah satu
permainan tradisioanal yang saya sendiri sudah jarang melihat permainan ini
dimainkan oleh anak- anak,terutama di kota- kota besar. Syukurlah anak- anak di
desa ini masih gemar memainkannya. Mungkin setiap daerah memiliki istilah
masing- masing dalam permainannya, nah saya akan menceritakan yang ada didaerah
saya ya, saya akan lebih sering sebut dengan ngadu kaleci ya.
Ngadu kaleci ada beberapa tipe
permainan, nah ada yang pake lingkaran atau kotak, untuk menyimpan kaleci yang
akan jadi acuan permainan, permainan ini bisa dimainkan oleh banyak orang dan
tanpa kenal usia,yang penting bisa nyentang kaleci ( Bahasa indonesianya apa
ya? Yang jelas Gerakan tangan seperti mau nyentil telinga ).
Istilah – istilah yang sering
digunakan :
1 1. Kojo : kelereng andalan
2 2. Pot : Kelereng masuk dalam kotak/bundar tempat
kelereng patungan, yang berarti pemain game over.
3. Oles : kelereng menyentuh sedikit
kelereng lain dan ada hak istimewa. Jika kena pada kelereng pada kotak, maka
pemain berhak mendapat giliran lagi.
4 4. Dur : Istilah ketika kelereng kena orang
dan harus dipindahkan
5 5. Blep : Ketika kelereng tepat sasaran
pada tujuan,baik pada kelreng lawan atau kelreng patungan.
6 6. Stik : posisi kelereng yang tidak lebih
dari satu jengkal terhadap pemain lawan
7 7. Epek : adalah gabungan dari oles dan
stik, dimana pemain bisa menjangakau tempat lebih jauh atau menuju kelreng
lawan dan dapat giliran lagi. Nah ini biasanay yang paling mematikan.
8 8.Muntah : pemain yang sudah memiliki kelereng
dalam kotak dan memiliki hak bisa mematikan lawan dengan menyentuhkan kelerengnya
dengan kelereng lawan.
Nah saya akan mencoba mengambil sedikit pelajaran dari
permianan ngadu kaleci
Pelajaran 1. Musyawarah mufakat,
Untuk memulai permainan biasanya di awali dengan kesepakatan antar permain berapa
jumlah kelereng yang akan di kumpulkan, yang akan jadi hadiah untuk sang
Pemenang. Hal ini mempertimbangkan yang memiliki sedikit kelereng dan yang
punya banyak harus menekan egonya supaya permainan bisa dimulai.
Pelajaran 2. Berlaku adil , Adil
disini karena setiap peraturan permainan memang berlaku unutk semua tak padang
usia. Saya ambil contoh kecil dalam permainan, rekan-rekan tahu istilah “DUR”, Ketika pemain nyentang kelereng
dan kena badan pemain lain maka sang pencentang berkata “ DUR” maka orang yang terkena kelreng harus memindahkan kelereng
tersebut dari tempatnya karena seharusnya kelereng itu bisa berhenti lebih jauh.
Dan orang yang memindahkan pun harus rasional, harus adil dan bijaksana karena
tidak elok ketika malah dipindahkan kedekat lawan yang bisa mematikan
permainannya.
Pelajaran 3. Budaya antri dan Sopan
, Dalam permianan ini setiap orang mendapatkan giliran untuk menyentang,
jadi harus antri gitu. Biasanya di awali dengan pemain yang posisi kelerengnya
paling jauh saat melempar(awal permainan), atau pemain yang mendapat hak istimewa
karena oles terhadap kelereng dalam kotak atau memang dapat kelereng
saat melempar. Nah dalam permaian ini juga kita di tuntut untuk sopan
dan beretika. Ketika permainan berlangsung dan saat kita mau nyentang
kelereng. Biasaany pemain mengatakan “ saha euuuun...?” dengan nada yang cukup
panjang. Yang artiny bertanya “ giliran siapaaaaa? “ . menurut saya ini adalah sebuh permintaan ijin
untuk melakukan giliran, karena jangan sampai ada giliran orang lain yang
terpotong. Sehingga dengan mengatakan “ saha euuun ?” ini memberikan tanda kesopanan
dan beretika. Ya seperti kata orang ,orang sunda mah ramh-ramah *hhhe
Pelajaran 4. Lapang dada / Legowo
. Pemain memang dituntut untuk lapang dada, misalnya saat kalah dalam pertandingan dan harus rela
membrikan muntah yang telah didapatkan.
itu mungkin sedikit pelajaran
yang bisa kita ambil dalam permainan. Menjadi pribadi yang pantang menyerah,berdaya
juang, taat pada perturan, megedepankan
musywarah mufakat, lapang dada , berlaku
adil dan bijaksana, serta memiliki etika dan sopan santun yang baik. Saya rasa mereka bisa benar- benar menjadi KESTARIA
BUNDAR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar